Sistim kogenerasi adalah serangkaian atau pembangkitan secara bersamaan beberapa bentuk energi yang berguna (biasanya mekanikan dan termal) dalam satu sistim yang terintegrasi. Sistim CHP terdiri dari sejumlah komponen individu – mesin penggerak (mesin panas), generator, pemanfaatan kembali panas, dan sambungan listrik – tergabung menjadi suatu integrasi. Jenis peralatan yang menggerakkan seluruh sistim (mesin penggerak) mengidentifikasi secara khusus sistim CHPnya.
Mesin penggerak untuk sistim CHP terdiri
dari mesin reciprocating, pembakaran atau turbin gas, turbin uap,
turbin mikro dan sel bahan bakar. Mesin penggerak ini dapat membakar
berbagai bahan bakar, yaitu gas alam, batubara, minyak bakar, dan
bahan bakar alternatif untuk memproduksi daya poros atau energi
mekanis. Meskipun umumnya energi mekanis dari mesin penggerak digunakan
untuk menggerakkan generator untuk membangkitkan listrik, tetapi dapat
juga digunakan untuk menggerakkan peralatan yang bergerak seperti
kompresor, pompa, dan fan. Energi termal dari sistim dapat digunakan
untuk penerapan langsung dalam proses atau tidak langsung untuk
memproduksi steam, air panas, udara panas untuk pengeringan, atau air
dingin/ chilled water untuk proses pendinginanan.
Gambar 1. Efisiensi Energi Advantage Pada Sistim Kogenerasi (UNESCAP, 2000)
Gambar 1 menunjukkan efisiensi energi canggih CHP dibandingkan dengan stasiun pusat pembangkit listrik konvensional dan pembangkit boiler. Sistim CHP hanya menggunakan energi tiga perempat bagian dari energi yang digunakan jika sistim panas dan daya terpisah. Penurunan konsumsi bahan bakar primer ini merupakan keuntungan utama sistim CHP, karena jika pembakaran lebih efisien atau kebutuhan bahan bakar lebih sedikit, berarti emisi akan lebih sedikit untuk hasil yang sama.
1.2 Keuntungan Kogenerasi
Seperti sudah digambarkan diatas, keuntungan penggunaan sistim kogenerasi adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan efisiensi konversi energi dan penggunaannya.
- Emisi lebih rendah terhadap lingkungan, khususnya CO2, gas rumah kaca utama.
- Dalam beberapa kasus, digunakan bahan bakar biomasa dan beberapa limbah seperti limbah pengolahan minyak bumi, limbah proses dan limbah pertanian (dengan digester anaerobik atau gasifikasi). Bahan ini akan menjadi bahan bakar pada sistim kogenerasi, meningkatkan efektivitas biaya dan mengurangi tempat pembuangan limbah.
- Penghematan biaya yang besar menjadikan industri atau sektor komersial lebih kompetitif dan juga dapat memberikan tambahan panas untuk pengguna domestik.
- Memberikan kesempatan lebih lanjut untuk membangkitkan listrik lokal yang didesain sesuai kebutuhan konsumen local dengan efisiensi tinggi, menghindari kehilangan transmisi dan meningkatkan fleksibilitas pada sistim penggunaan. Hal ini khususnya untuk penggunaan baha n bakar gas alam.
- Suatu kesempatan untuk meningkatkan diversifikasi plant pembangkit, dan menjadikan persaingan pembangkitan. Kogenerasi menyediakan sesuatu kendaraan terpenting untuk promosi pasar energi yang liberal.
2. JENIS-JENIS SISTIM KOGENERASI
Bagian ini mencakup berbagai jenis
sistim kogenerasi: sistim kogenerasi turbin uap, sistim kogenerasi
turbin gas, dan sistim kogenerasi mesin reciprocating. Dalam bagian ini
juga menyangkut klasifikasi sistim kogenerasi atas dasar urutan energi
yang digunakan.
2.1 Sistim Kogenerasi Turbin Uap
Turbin uap merupakan salah satu
teknologi mesin penggerak yang multi guna dan tertua yang masih
diproduksi secara umum. Pembangkitan energi dengan menggunakan turbin
uap telah berlangsung sekitar 100 tahun, ketika alat tersebut
menggantikan mesin steam reciprocating karena efisiensinya yang
tinggi dan biayanya yang murah. Kapasitas turbin uap dapat
berkisar dari 50 kW hingga ratusan MWs untuk plant utilitas energi yang
besar. Turbin uap digunakan secara luas untuk penerapan
gabungan panas dan daya (CHP). Siklus termodinamika untuk
turbin uap merupakan siklus Rankine. Siklus merupakan dasar bagi
stasiun pembangkitan daya konvensional dan terdiri dari sumber panas
(boiler) yang mengubah air menjadi steam tekanan tinggi. Dalam siklus
steam, air pertama-tama dipompa ke tekanan sedang hingga tinggi,
kemudian dipanaskan hingga suhu didih yang sesuai dengan tekanannya,
dididihkan (dipanaskan dari cair hingga uap), dan kemudian biasanya
diberikan panas berlebih/superheated (dipanaskan hingga suhu diatas
titik didih). Turbin multi tahap mengekspansi steam bertekanan sampai ke
tekanan rendah dan steam kemudian dikeluarkan ke kondensor pengembun
pada kondisi vakum atau menuju sistim distribusi suhu menengah yang
mengirimkan steam ke penggunaan industri atau komersial. Kondensat dari
kondensor atau dari sistim penggunaan steam dikembalikan ke pompa air
umpan untuk keberlanjutan siklus.
Dua jenis turbin uap yang banyak
digunakan adalah jenis tekanan balik dan ekstraksi-kondensasi. Pemilihan
diantara keduanya sangat tergantung pada besarnya panas dan daya,
kualitas panas dan faktor ekonomi. Titik ekstraksi steam dari turbin
dapat lebih dari satu, tergantung pada tingkat suhu dari panas yang
diperlukan oleh proses.
2.1.1 Turbin Steam Tekanan Balik
Turbin steam tekanan balik merupakan
rancangan yang paling sederhana. Steam keluar turbin pada tekanan
yang lebih tinggi atau paling tidak sama dengan tekanan
atmosfir, yang tergantung pada kebutuhan beban panas. Hal ini yang
menyebabkan digunakannya istilah tekanan balik. Dengan cara ini juga
memungkinkan mengekstraksi steam dari tahap intermediate turbin uap,
pada suhu dan tekanan yang sesuai dengan beban panas. Setelah keluar
dari turbin, steam diumpankan ke beban, dimana steam ini akan melepaskan
panas dan kemudian diembunkan. Embun kondensat kembali ke sistim dengan
laju alir yang dapat lebih rendah dari laju alir steam, jika steam
digunakan dalam proses atau jika terdapat kehilangan- kehilangan
sepanjang jalur pipa. Air make-up digunakan untuk menjaga neraca bahan.
Sistim tekanan balik memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
- Rancangannya sederhana dengan hanya beberapa komponen
- Biaya tahapan tekanan rendah yang mahal dihindarkan.
- Modalnya rendah
- Kebutuhan air pendingin berkurang atau bahkan tidak ada.
- Efisiensi totalnya tinggi, sebab tidak terdapat pembuangan panas ke lingkungan yang melalui kondensor.
Sistim tekanan balik memiliki kerugian-kerugian sebagai berikut:
- Turbin uap lebih besar untuk keluaran energi yang sama, sebab turbin ini beroperasi pada perbedaan entalpi steam yang lebih rendah.
- Laju alir massa steam yang menuju turbin tergantung pada beban termis. Sebagai akibatnya, listrik yang dihasilkan oleh steam dikendalikan oleh beban panas, yang menghasilkan sedikit atau tidak ada fleksibilitas pada penyesuaian langsung keluaran listrik terhadap beban listrik. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan bagi hubungan dua arah jaringan listrik untuk pembelian listrik tambahan atau penjualan listrik berlebih yang dihasilkan. Untuk meningkatkan produksi listrik dapat dilakukan dengan cara membuang steam secara langsung ke atmosfir, namun cara ini sangat tidak efisien. Hal ini akan mengakibatkan dihasilkannya limbah air boiler yang sudah diolah dan, kemungkinan besar, nilai ekonomis dan kinerja energinya yang buruk
2.1.2 Ekstraksi Kondensasi Turbin Uap
Pada sisitim ini, steam untuk beban panas diperoleh dengan cara ekstraksi dari satu atau lebih tahap intermediate
pada tekanan dan suhu yang sesuai. Steam yang tersisa dibuang ke
tekanan kondensor, yang besarnya 0,05 bar dengan suhu sekitar
33 °C, sehingga tidak memungkinkan untuk dimanfaatkan karena suhunya
sangat rendah. Sebagai akibatnya, steam ini dibuang ke atmosfir.
Jika dibandingkan dengan sistim tekanan balik, turbin jenis
kondensasi memiliki biaya investasi yang lebih tinggi dan, umumnya,
efisiensi totalnya lebih rendah. Namun demikian, untuk tingkatan
tertentu, turbin ini dapat mengendalikan energi listrik yang tidak
tergantung pada beban panas dengan cara pengaturan laju alir steam yang
tepat melalui turbin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar