Mengapa kita perlu memahami korosi dan perlindungannya terhadap besi/ baja?
Karena besi tersedia dalam jumlah besar
di alam, memiliki sifat mekanik yang memadai, dan diperlukan biaya
produksi yang relatif murah untuk digunakan sebagai komponen utama dari
struktur lepas pantai dan darat. Namun besi adalah logam yang sangat
tidak stabil, dan akan menimbulkan korosi mudah bila terjadi kontak
dengan udara lembab, air atau bahkan dengan beberapa bahan kimia yang
akan menimbulkan reaksi dengan baja. Dengan kata lain dalam kondisi
normal atmosfer lembab, proses baja untuk membentuk oksida (Fe2O3 dan
atau Fe (OH) 3) akan berlangsung secara spontan.
Kondisi diatas dapat dengan mudah kita
temui pada aplikasi baja di zona “splash zone” suatu konstruksi laut
seperti jacket platform, dimana di baja akan timbul korosi lebih cepat
karena:
- Tingginya konsentrasi oksigen di daerah splash zone akibat berlimpah Oksigen dari atmosfer.
- Deposit garam akibat siklus basah dan kering menciptakan kecenderungan tinggi terjadinya korosi pitting (lubang) pada material.
Ada perbedaan deskripsi dalam sel korosi antara konsep kimia dan konsep listrik.
Dalam konsep Kimia (Fig 1):
Dalam konsep Kimia (Fig 1):
- Anoda bermuatan positif, dan
- Katoda bermuatan negatif,
- Elektron dalam konsep ini mengalir dari Anoda ke Katoda
Dalam Konsep Listrik (Fig. 2):
- Anoda adalah bermuatan negatif, dan
- Katoda bermuatan positif,
- dan arus listrik mengalir dari Katoda ke Anoda.
Kenyataannya, diantara dua loham yang
berlainan jenis, suatu material logam bisa jadi jauh lebih stabil dari
yang lainnya. Alasan utama dari hal ini adalah karena adanya energi
potensial listrik yang berbeda diantara kedua logam, seperti yang
ditunjukkan didalam list dibawah ini:
Galvanic Series in Sea Water
- Penambahan unsur campuran (alloying) akan memberikan sifat tertentu kepada material. Misalnya baja tahan karat dengan campuran kromium, nikel, dan molibdenum akan membuat baja lebih mulia (noble) dan akan mempromosikan pembentukan suatu lapisan film, kuat padat, bersifat oksida pelindung pada permukaan logam.
- Pembentukan lapisan pelindung (film oxide) pada permukaan logam bersifat lebih resistif dari material dasarnya. (Film oksida contohnya adalah baja tahan karat dan aluminium).
Dalam suatu seri galvanis (Galvanic
Series) seperti tabel diatas menunjukkan bahwa semakin banyak energi
yang dibutuhkan dalam proses pemurnian (refining), maka logam tersebut
akan lebih mudah untuk terkorosi. Dalam hal logam lain yang
membutuhkan sedikit energi untuk proses pemurniannya, maka logam
tersebut akan semakin tahan korosi (contohnya emas).
Kecepatan Korosi
Mengapa suatu material logam bisa terkorosi lebih cepat dari yang lainnya???
Adalah suatu fakta bahwa beberapa
material akan terkorosi lebih cepat dari yang lainnya saat terekspose
dengan lingkungan tertentu. Misalnya baja karbon akan terkorosi lebih
cepat di air laut, sementara emas lebih inert (kebal) pada kondisi
tersebut. Mengapa mereka beraksi begitu berbeda?
Jawabannya dapat ditemukan dengan melihat tingkat potensial energi (galvanic potential) dari setiap logam. Pada dasarnya setiap material secara alami berada pada kondisi level energinya yang terendah. Untuk material berbahan logam, ini seperti mineral (bijih besi), oksida atau yang serupa dan belum dalam bentuk logam (olahan) atau paduan (alloy) yang biasa kita gunakan dalam keperluan konstruksi. Di alam kita hanya terdapat beberapa logam murni yang ditemukan, logam ini biasa disebut “logam mulia/ noble” dan tidak perlu melalui energi pemurnian atau proses pengolahan (refining) sebelum bisa kita gunakan. Dengan demikian, tingkat energi dari logam mulia seperti emas adalah hampir sama dengan tingkat dalam bentuk yang paling stabil yang ditemukan di alam.
Jawabannya dapat ditemukan dengan melihat tingkat potensial energi (galvanic potential) dari setiap logam. Pada dasarnya setiap material secara alami berada pada kondisi level energinya yang terendah. Untuk material berbahan logam, ini seperti mineral (bijih besi), oksida atau yang serupa dan belum dalam bentuk logam (olahan) atau paduan (alloy) yang biasa kita gunakan dalam keperluan konstruksi. Di alam kita hanya terdapat beberapa logam murni yang ditemukan, logam ini biasa disebut “logam mulia/ noble” dan tidak perlu melalui energi pemurnian atau proses pengolahan (refining) sebelum bisa kita gunakan. Dengan demikian, tingkat energi dari logam mulia seperti emas adalah hampir sama dengan tingkat dalam bentuk yang paling stabil yang ditemukan di alam.
Untuk Magnesium, Seng, Aluminium, Besi
dan baja situasinya sangat berbeda. Logam ini (atau paduan mereka) tidak
ditemukan bebas di alam. Misalnya besi dan baja perlu diekstraksi dari
bijih besi di dalam tungku sembur (blast furnace) atau oven elektro di
mana bijih besi bersama-sama dengan batubara atau kokas dipanaskan
sampai suhu yang sangat tinggi. Untuk menghasilkan sejumlah besi atau
baja, maka diperlukan cukup banyak energi ke dalam proses . Dengan
demikian, tingkat energi dari material logam yang kita gunakan
sehari-hari jauh lebih tinggi daripada tingkat energi dari bahan alami
logam tersebut saat ditemukan di alam. Kemudian secara natural, alam
dengan proses korosi akan memulai proses peleburan tingkat energi baru
pada logam tersebut dan membawa logam kembali ke asalnya. Logam akan
terurai (korosi) dan energi akan dirilis. Dalam pandangan termodinamika,
reaksi spontan ini (spontanueos reaction) adalah dimulainya sebuah
proses korosi.
Dalam model yang sangat sederhana, kita
dapat mengatakan bahwa lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu logam atau paduannya, maka potensi yang mendorong
untuk memulai suatu proses korosi akan semakin tinggi. Kita bisa melihat
List of Galvanic Series sebagai panduan peringkat untuk mengetahui mana
logam yang lebih stabil dan mana yang mudah terkorosi.
Sebagaimana disebutkan di atas, Beberapa
bahan logam bisa menjadi jauh lebih stabil melalui proses pengolahan/
manufacturing/ alloying. Penambahan unsur paduan akan memberikan sifat
tertentu kepada logam. Misalnya baja tahan karat (stainless steel)
adalah paduan besi dengan kromium, nikel dan Molybdenum. Bahan-bahan ini
akan membuat baja lebih mulia dan akan mempromosikan pembentukan suatu
lapisan film yang kuat, padat, dan menjadi pelindung (oxida) pada
permukaan stainless steel. Pembentukan film pelindung pada permukaan
logam akan lebih resistif dari bahan dasarnya. (Film oksida biasanya
terbentuk pada baja stainless dan aluminium). Sedangkan pada efek
kebalikan dimana suatu logam terkorosi lebih cepat dari kekebalan/
inertness yang diharapkan sebelumnya, kebanyakan disebabkan karena:
- Eksposur lingkungan tidak seperti yang ditentukan dalam desain.
- Kondisi operasi yang buruk, misalnya klorida/ hujan asam yang menyebabkan penurunan oksida lapisan pelindung (oxide film).
- Kualitas/ komposisi elemen paduan (alloy) yang digunakan kurang baik.
- Kotoran atau kontaminan yang terdapat pada paduan atau saat alloying.
- Adanya pekerjaan pengelasan atau mekanis telah mengubah struktur mikro dari paduan atau zona yang terkena panas.
- Adanya sumber energi eksternal yang diperkenalkan ke dalam alloy sehingga mengubah potensial elektrokimia dari logam tersebut (contohnya pengelasan yang menimbulkan stray current/ arus liar).
Demikianlah penjelasan mengapa kecepatan korosi dari suatu logam berbeda-beda.
Pengaruh lingkungan terhadap kecepatan korosi pada suatu logam
Dari gambar diatas dapat kita lihat
perbedaan laju korosi dari baja dan seng pada lingkungan yang
berbeda-beda. Lingkungan operasi di laut memberikan pengaruh yang
terburuk dibandingkan dengan lingkungan industri dan lainnya.
Seberapa cepatkah suatu logam terkorosi? Pertanyaan mudah, namun secara sederhana sulit dicari jawabannya…
Jika arus korosi yang sebenarnya dapat
diukur secara akurat secara real time, kita bisa memiliki gambaran yang
baik tentang hal ini. Dari banyak literatur prediksi laju korosi
material dapat dicari dengan menggunakan rumus Farraday (honestly saya
pun ngga tau yang mana ini) untuk menentukan corrosion allowance (batas
korosi yang diijinkan) terhadap suatu struktur sehingga dapat
ditentukan jadwal pemeliharaannya. Korosi dapat diukur dalam bentuk
kedalaman serangan (depth of attack) apalagi bila korosinya bersifat
serangan lokal (pitting atau celah) yang diukur dalam satuan mm, atau
secara umum dapat dinilai dari adanya kehilangan berat dari material
yang terkorosi tersebut, diukur dalam (g/cm2) atau sebagai rate (mm /
tahun).
Untuk memprediksi laju korosi material
adalah sangat sulit. Alasannya adalah bahwa jumlah parameter dan
variabel yang mempengaruhi korosi sangat besar. Selain itu, laju korosi
dapat meningkat atau berkurang, tergantung pada produk korosi yang
terbentuk di dalam sistem dan bagaimana kondisi lingkungan yang
mempengaruhi korosi berubah terhadap waktu. Perlu dicatat bahwa variabel
korosif dapat sangat berbeda dari satu jenis elektrolit dengan
elektrolit lainnya. Misalnya tingkat korosifitas air laut bervariasi
tergantung daerah dan iklimnya. Faktor-faktor penting seperti salinitas,
temperatur (yang mempengaruhi kelarutan oksigen) dan aktivitas
mikrobiologi/ pertumbuhan akan bervariasi baik dengan lokasi geografis
dan musim.
Pada banyak kasus, secara umum kecepatan korosi pada logam akan bergantung pada:
- Type dari material
- Type dari elektrolit/ lingkungan sekitar
- Kondisi operasi
- Keberadaan kontaminan di lingkungan sekitar
- Type dari pelindung korosi yang dipakai pada suatu sistem atau material.
Spesifik dari sudut kondisi lingkungan, korosifitas akan meningkat atau bervariasi tergantung pada:
- Suhu
- Salinitas
- Kandungan oksigen
- Kecepatan Air
- Keasaman
- Jenis elektrolit (misalnya kargo atau bahan kimia)
- Isi kontaminan/ polusi yang mempromosikan korosi
- Mikro-organisme, dll
Salinitas air laut adalah salah satu
faktor yang paling menentukan korosifitas suatu lingkungan. Garam
membuat air menjadi konduktor listrik dan mempromosikan proses
elektrokimia korosi. Keasaman/ pH: Skala pH (0-14) digunakan sebagai
ukuran keasaman. Skala ini didasarkan pada konsentrasi ion hidrogen
dalam suatu larutan. Nilai 1 (asam) mengacu pada keasaman tertinggi,
sedangkan 14 adalah (basa) adalah nilai yang paling rendah, sedangkan 7
adalah netral. Secara umum korosi akan meningkat seiring dengan
meningkatnya keasaman (nilai pH rendah), tetapi tingkat alkalinitas
(basa) yang tinggi juga dapat mempromosikan korosi. Misalnya terjadi
pada Aluminium dimana hanya pasif pada kondisi yang mendekati solusi
netral (pH 5-8). Sifat korosif lingkungan laut biasanya meningkat
seiring dengan meningkatnya:
- Kelembaban
- Suhu
- Kandungan garam
- Kandungan polusi udara, termasuk jelaga dan partikel debu
Akhirnya, kondisi eksposur adalah sangat penting terhadap kecepatan korosi. Pengaruh korosi yang cepat biasanya terjadi karena:
- Kondisi yang menyulitkan permukaan logam yang basah menjadi kering (ventilasi yang buruk, garam kondisi yang lembab, dll)
- Peningkatan konduktivitas lapisan film pada permukaan logam yang lemah (karena garam dan kontaminan asam-acid)
- Tekanan lingkungan yang buruk, seperti tekanan dan suhu yang tinggi.
- Perubahan kondisi lingkungan yang terjadi dengan cepat (misalnya perubahan suhu tinggi ke suhu rendah dengan tiba-tiba dapat memberikan tegangan termal terhadap bahan dasar, sistem pelindung, dan terjadi kondensasi di permukaan logam)
- Tekanan mekanis dapat menghancurkan sistem pelindung atau menghapus film atau lapisan pelindung yang terbentuk pada permukaan logam.
- Rusaknya lapisan pelindung oksida/ film oksida pada permukaan logam (misalnya pada stainless steel dan aluminium dan penghapusan tembaga oksida (copper oxide)/ hidroksida pada tingkat aliran yang tinggi.
- Galvanic kopling (sentuhan) dengan bahan yang lebih mulia/ noble (Bi-metallic corrosion).
- Rasio yang sangat besar antara daerah Katoda dan daerah Anoda yang dapat menyebabkan korosi terkonsentrasi di daerah anoda.
Lebih sederhana lagi pada material baja, kecepatan korosi biasanya meningkat seiring dengan
- Meningkatnya temperatur, dan
- Meningkatnya kelembaban.
Artikel pmahatrisna.wordpress.com
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
1xbet korean - Legalbet
BalasHapusIn soccer it is always possible to place bets on football with 바카라 one of the most popular soccer teams, such as Real Madrid, 1xbet korean Real septcasino Madrid. 1xbet.com.