The
quantities of cooling load and the condition of air in air conditioning
system at a large building always change. In the air conditioning system
using water chiller, the change of two main components influences the
water chiller performance. This paper will discuss the characteristics
of water chiller on the alteration of those main components using a
cycle that is generally used in the air conditioning system at a large
building - the steam compression cycle with intercooler and the standard
steam compression cycle with refrigerant R 22. Both of them are assumed
to run on ideal condition so it is expected to reach an optimum working
area from each water chiller cycle. Then the control system design can
be chosen on appropriate working area. Finally, it will be able to save
electrical energy used in AC machines.
Keywords: water chiller, cooling load, air conditioning1. Pendahuluan
Dari hasil penelitian untuk kebutuhan
energi yang dipergunakan pada hotel-hotel berbintang (Yogyakarta:
Ambarukmo, Garuda, Sahid Garden, Mutiara, Jakarta: Sari Pasific,
Mandarin, Denpasar: Bali Beach Hotel) diperoleh suatu hasil bahwa
konsumsi energi listrik rata-rata setiap meter persegi luas lantai
bangunan sebesar 12,65 kWh/m2 per bulan.
Kesimpulan lain,
bahwa energi listrik merupakan energi terbesar yang dipergunakan pada
hotel-hotel berbintang tersebut. Selain energi listrik, energi lain yang
dipergunakan adalah bahan bakar yang meliputi energi solar, residu,
bensin, gas dan lainnya. Sedangkan kebutuhan energi total sebesar 31,41
Watt/m2. Konsumsi energi listrik tertinggi dari seluruh pemakaian
energi listrik ternyata dipakai untuk energi listrik mesin-mesin
pengkondisian udara (mesin- mesin AC). Sekitar 53% dari seluruh energi
listrik dikonsumsi untuk mesin mesin AC, sedang sisanya dikonsumsi untuk
energi lampu, energi pompa dan energi lain. Oleh karena itu sudah
sewajarnya bila dalam rangka penghematan energi, kita memperhitungkan
konsumsi energi untuk mesin mesin AC seoptimal mungkin.
Pada umumnya sistem pengkondisian udara pada hotel berbintang, atau bangunan besar lainnya seperti: mall,
komplek pertokoan, gedung bertingkat, rumah sakit, pabrik industri,
ataupun gedung olah raga mempergunakan sistem pengkondisian udara
sentral dengan water chiller, karena bangunan-bangunan tersebut
mempunyai beban pendinginan yang relatif besar. Pada kenyataannya
besarnya beban pendinginan pada bangunan berubah-ubah setiap saat,
demikian pula kondisi udara luar. Perubahan ini tentu berdampak pada
kondisi kerja water chiller, yang pada akhirnya bila sistem kontrol
tidak bekerja pada daerah yang tepat dari siklus water chiller
akan memerlukan konsumsi energi listrik yang tidak hemat. Penulis
tertarik untuk mengetahui pengaruh perubahan beban pendinginan dan
perubahan kondisi udara luar terhadap unjuk kerja dari water chiller dengan meninjau dua siklus yang biasa dipakai pada sistem pengkondisian udara.
Beban pendinginan total dari water
chiller adalah besarnya kalor yang diterima refrigeran pertama dari
refrigeran kedua yang berlangsung di evaporator (dari chiller).
Perubahan beban pendinginan pada water chiller dapat disebabkan antara
lain karena adanya perubahan-perubahan: jumlah penghuni ruangan,
aktivitas penghuni, pemakaian ruangan, pemakaian alat-alat listrik,
kondisi udara luar maupun lampu penerangan. Komponen beban pendinginan
meliputi: panas sensibel, panas laten, ventilasi udara luar dan sumber
sumber panas lain. Yang termasuk sumber panas sensibel: perpindahan
panas melalui bangunan, penyinaran matahari, perembesan atau kebocoran
udara luar, panas lampu penerangan, panas benda-benda yang suhunya lebih
tinggi yang dibawa masuk ruangan, panas penghuni, panas dari motor
listrik, proses kimia, maupun alat-alat listrik lain. Sumber panas
laten: perembesan udara luar dengan tekanan yang berbeda, kelembaban
penghuni, kelembaban bahan bahan yang disimpan, kelembaban permukaan
basah, proses kimia, uap air panas dll. Sedangkan ventilasi udara luar
dapat menyebabkan adanya panas sensibel karena perbedaan suhu dan panas
laten karena perbedaan kelembaban. Untuk sumber sumber panas yang lain,
misalnya adanya kebocoran udara dari saluran udara yang dipakai pada
sistem pengkondisian udara.
Bila suatu hotel berbintang, misalnya
separuh dari ruangannya tidak dikondisikan udaranya, sedang ruangan
lainnya bekerja pada kondisi yang normal, maka dapat diperkirakan beban
pendinginannya akan berubah cukup besar. Apabila ruangan hotel yang
dikondisikan itu dilakukan dengan Fan Coil Unit (FCU) atau Air Handling Unit
(AHU), maka perubahan beban pendinginan di dalam ruangan akan
berpengaruh terhadap kondisi refrigeran kedua yang mengalir ke FCU
ataupun ke AHU. Akibatnya, kondisi refrigeran kedua yang masuk ke water
chiller (melewati evaporator) mengalami perubahan, karena semua
refrigeran kedua yang keluar dari FCU atau AHU pada akhirnya menuju ke
water chiller. Perubahan ini tentu berdampak terhadap unjuk kerja dari
water chiller. Apabila kondenser dari water chiller didinginkan oleh
udara luar ataupun oleh cooling tower yang didinginkan udara luar, maka
perubahan kondisi udara luar juga akan berpengaruh terhadap unjuk kerja
dari water chiller.
Penelitian secara teoritis, dilakukan terhadap siklus kompresi uap dengan intercooler and flash tank
dan siklus kompresi uap standar. Daerah tekanan kerja untuk evaporator:
180-260 psia dan daerah kerja untuk kondenser: 75-120 psia. Refrigeran
pertama dari mesin chiller: R22, sedangkan refrigeran kedua yang
dipergunakan dalam sistem pengkondisian udara: fluida air.
2. Dasar Teori
2.1. Siklus Kompresi Uap dengan Intercooler and Flash TankSiklus kompresi uap dengan intercooler dalam diagram tekanan-entalpi dan diagram aliran dapat dilihat pada Gambar 1. Tekanan pertengahan (intermediate pressure) untuk daya total minimum:
2.2. Siklus Kompresi Uap Standar
Siklus kompresi uap dasar terdiri 4
proses utama : penguapan, kompresi, pengembunan dan throtling. Siklus
kompresi uap standar dapat dilihat pada Gambar 2.
Laju aliran massa m1 :
3. Perhitungan dan Pembahasan
Hasil perhitungan untuk daya kompresor,
panas yang dilepas kondenser dan COP untuk siklus kompresi uap standar
dan siklus kompresi uap dengan intercooler and flash tank digambarkan
dalam Tabel 1 s.d. Tabel 6. Perhitungan didasarkan pada persamaan (1)
s.d. persamaan (12). Besarnya entalpi, diperoleh dari tabel refrigeran
R22. Tabel 1, 2 dan 3, merupakan hasil perhitungan untuk water chiller
dengan siklus kompresi uap standar, sedang Tabel 4, 5, dan 6 untuk
siklus kompresi uap dengan intercooler and flash tank.
Dari tabel terlihat, bahwa perubahan
kondisi kerja water chiller, yaitu perubahan terhadap tekanan kerja
evaporator dan tekanan kerja kondenser berpengaruh terhadap daya
kompresor, laju pelepasan kalor, maupun COP dari water chiller. Dengan
demikian bila besar beban pendinginan yang diterima evaporator dari
water chiller berubah-ubah, maka dapat dimungkinkan adanya suatu
sistem kontrol yang dapat mengatur perubahan kondisi kerja dari water
chiller. Pemilihan daerah kondisi kerja water chiller, tentunya dipilih
yang menghasilkan harga COP, yang membutuhkan konsumsi energi sehemat
mungkin.
Tabel 3 dan 6, memperlihatkan harga COP
dari masing masing siklus. Dari kedua tabel itu terbaca, bahwa harga COP
untuk siklus kompresi uap dengan intercooler and flash tank mempunyai
harga yang lebih besar. Dari konsumsi energi, tentu akan lebih
menguntungkan pemilihan mesin dengan harga COP yang tinggi.
4. Kesimpulan
- Harga COP mesin water chiller dengan siklus kompresi uap dengan intercooler and flash tank mempunyai harga yang lebih besar dari siklus kompresi uap standar.
- Perubahan kondisi kerja water chiller, yang meliputi harga tekanan evaporator maupun tekanan kondenser dapat mengikuti perubahan besarnya beban pendinginan.
Daftar Pustaka
Ashrae Guide and Data Book, 1963, Application, American society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers, Inc.Ashrae Guide and Data Book, 1963, Fundamentals and Equipment, American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers, Inc.
Carrier Air Conditioning Company, Handbook Air Conditioning
Edward G Pita, 1981, Air Conditioning Principles and System an Energy approach, John Wiley & Sons, Toronto
G. Harjanto dkk., 1988, Konsumsi Energi Hotel Hotel Berbintang, Seminar Perpindahan Panas dan Massa, PAU-Ilmu Teknik UGM.
R.S. Khurmi, J.K. Gupta, 1995, Refrigeration and Air Conditioning, Eurasia Publishing House(P) Ltd, New Delhi-110055.
Sbobet Casino New Player Bonus - JeTHub
BalasHapusSbobet Casino New Player Bonus Sbobet Casino New Player Bonus 서울특별 출장샵 · Get 100% up to €500 + 50 free spins. · 여주 출장마사지 $500 Free Slot 경상북도 출장샵 bonus + 50 Free Spins. 포천 출장안마 · Get 50 Free Spins at 광양 출장안마